Di bawah ini ilustrasi yang menggambarkan
perbedaan antara proyeksi Amerika dan Eropa dalam gambar teknik. Perlu
diketahui bahwa proyeksi Amerika disebut juga proyeksi sudut ketiga/kwadran ketiga dan proyeksi Eropa disebut juga proyeksi Sudut pertama/kwadran pertama.
Dalam video berikut akan diterangkan
secara gamblang, bagaimana cara membuat proyeksi amerika bagi anda yang
mungkin masih bingung menggambar proyeksi gambar 3 dimensi ke gambar 2
dimensi ( karena dalam tulisan ini saya tidak akan menjelaskannya secara
detil melainkan hanya menerangkan letak perbedaan penempatan gambar
proyeksi pada gambar ):
Saya sengaja
memberikan ilustrasi video dengan proyeksi amerika, karena proyeksi
amerika adalah proyeksi yang paling masuk akal untuk dibayangkan. Nah!
kalau kita telah mengetahui cara menyusun Gambar pada proyeksi amerika
maka otomatis kitapun dapat menyusun gambar pada proyeksi Eropa dengan
benar. Kenapa? karena ternyata peletakan posisi gambar pada proyeksi
amerika hanya merupakan kebalikan dari proyeksi Eropa tanpa merubah isi
gambar. Klo bingung lihat Ilustrasi gambar di bawah.
Ini adalah gambar benda kerja yang akan diproyeksi
- Gambar 1
Dari gambar di atas
A merupakan pandangan dari depan
B merupakan pandangan dari kiri
C merupakan pandangan dari kanan
D merupakan pandangan dari atas
E merupakan pandangan dari bawah
Maka Susunan proyeksi Amerika dari gambar 1 tersebut seperti di bawah ini :
- Proyeksi Amerika
Nah, jika Anda sudah memahami letak dan
posisi proyeksi Amerika, maka dengan mudah anda akan mengetahui letak
penempatan proyeksi Eropa dimana View C yang terletak di sebelah kanan
tinggal ditukar dengan View B yang terletak di sebelah kiri, demikian
pula Gambar View D yang berada di sebelah atas dipertukarkan dengan View
E yang berada di bagian bawah. View A tetap pada posisi semula. Maka
akan diperoleh gambar proyeksi Eropa sebagai berikut :
- Proyeksi Eropa
Gimana, Mudahkan….
O..ya..nih satu hal yang penting untuk di
taruh di etiket gambar, yakni lambang proyeksi Amerika dan Eropa supaya
gak ketukar-tukar simbolnya.
- Simbol proyeksi Amerika dan Eropa
-
-
-
- ISOMETRIS
- Kontraksi isometris
Dalam
kontraksiisometris otot-otot tidak memanjang atau memendek sehingga
tidak akan dampaksuatu gerakan yang nyata, atau dengan perkataan lain,
tidak ada jarak yangditempuh. Akan tetapi, meskipun demikian, didalam
otot diubah menjadi panas(heat), (iso=tetap, metric = jarak). Kontraksi
demikian disebut juga staticcontraction atau kontraksi statis. Otot
berusaha untuk berusaha memendek, akantetapi tidak mampu untuk
melakukannya.
Suatu contohkontraksi
isometris adalah suatu obyek atau benda yang tidak dapat
digerakkanseperti tembok, lemari besi, mobil dan sebagainya. Pada waktu
itu otot-ototberada dalam kedaan isometrik atau kontraksi statis.
Contoh-contoh lain adalahmisalnya menekan kedua telapak tangan sekuat
tenaga dimuka dada, mengaitkanjari-jari kedua tangan kemudian menarik
sekuatnya, mendorong tembokseolah-seolah hendak merobohkannya. Untuk
memperoleh hasil yang efektif,kontraksi isometris harus dipertahankan
selama beberapa detik.
Tidak dapatdisangkal bahwa latihan
kontraksi isometris bisa efektif untuk memperkuat otot.Riset yang
dilakukan di Jerman oleh para pakar faal Muller dan Hettinger dalamtahun
1953 menemukan bahwa kontraksi isometris yang dilakukan kurang
darikemampuan otot secara maksimal selama 6 detik, dalam waktu 5 sampai 6
minggudapat meningkatkan kekuatan dengan kecepatan (rate) 5% per minggu
(jarver:1969).Sejak pertemuan Muller dan Hettinger, banyak ahli
melakukan penelitian untukmengetahui seberapa jauh latihan isometris
dapat membantu meningkatkanprestasi.
Mengenaiintensitasnya, Bompa
(1983) berpendapat, yang efisien adalah antara 70%-100%dari kekuatan
maksimal, static contraction are efficient when using 70%-100% ofone’s
maximum strength “. Wilmore (1977) mengatakan “Each contraction should
bemaximal”. “aman” adalah kontraksi antara 80%-100% maksimal. Pendapat
inididasarkan antara lain pada pengalaman.
Mengenai berapalama
setiap kontraksi harus dipertahankan pun tidak ada pendapat yang
pasti.Hoffman (1962) mengatakan 12 detik adalah yang paling baik. Nett
(1962),pelatih atletik kenamaan dari Jerman Barat menganjurkan 6 detik
untuk pemula, 9detik untuk atlet yang cukup terlatih , dan 12 detik
untuk juara. HaroldConolly (Wilt : 1962), bekas pemegang rekor dunia
lontar martil, menggunakan 10detik. Counsilman (1963), pelatih terkenal
dari Indiana University dan yangjuga pelatih renang nasional, mengajukan
5 sampai 10 detik, Pyke (1980) 5 detik; Wilmore (1977) 6-8 detik ;
Bompa (1983) 6-12 detik ; Klausen , Hemingsen danRasmussen (1982) 5-10
detik. Jadi kita lihat bahwa pendapat para ahliberbeda-beda. Penulis
menganjurkan sekitar 10 detik oleh karena menurutpengalaman pribadi
waktu tersebut cukup untuk meningkatkan kekuatan denganlatihan
isometris, asal dilakukan setiap hari dengan istirahat antara
setiapkontraksi sekitar 20-30 detik. Dalam waktu istirahat ini
dianjurkan untuk relaxmelakukan latihan-latihan pernapasan oleh karena
dalam latihan kontraksi statisini orang condong untuk menahan napas
(apnea), meskipun tidak dianjurkandemikian.
Latihanisometris akan
bermanfaat bagi orang-orang yang dalam tugas sehari-harinyaharus banyak
duduk (sedentary life). Sambil duduk dikursi orang tetap dapatmelatih
kekuatan otot-ototnya. Misalnya dengan mendorong, menarik,
mengangkatmeja (yang tidak bergerak) di depannya, menarik kursi (sambil
duduk) ke atas,mendorong punggung ke sandaran kursi, bertekan pada alas
kursi sambil mendorongbadan keatas, dan banyak latihan lainnya. Akan
tetapi bagi seorang atletsebaiknya dianjurkan untuk melakukan latihan
tahanan berupa kontraksi isotonisatau isometris. Bagi atlet-atlet cabang
olahraga seperti gulat , judo, ski air,senam gelanggang , dan lain-lain
cabang olahraga dimana ada sikap-sikap yangstatis yang harus
dipertahankan untuk beberapa lama sehingga otot-ototnyakontraksinya
isometris, kecuali latihan isotonik, dianjurkan pula untukmelakukan
latihan isometrik.
Keuntungan dan kerugian latihan isometrik :
Beberapakeuntungan latihan isometrik adalah :
1. Latihan bisadilakukan dalam sembarang posisi, berdiri, duduk, tidur dan dapat dilakukandimana saja dan kapan saja.
2. Tidak
memerlukanalat-alat yang khusus dan mahal ; kursi, meja, dinding,
seutas tali, dapatdipakai untuk memberikan tahanan.
3. Tidak memerlukanwaktu yang terlalu lama.
4. Dapatmemperkembang
kekuatan pada setiap sudut sendi yang diperlukan, misalnya padasudut
30, 45, 90 derajat, dan seterusnya.
5. Tidak akanmenimbulkan sakit otot.
6. Pada
waktu atletharus istirahat karena cedera, latihan isometrik dapat
dilakukan sehinggakondisi kekuatan otot tidak menurun.
Akan
tetapimeskipun telah dibuktikan bahwa isometrik contraction dapat turut
memperkembangkekuatan, latihan yang lebih populer adalah latihan
isotonis, oleh karena tipekontraksi isotonis mempunyai lebih banyak
keuntungan dibandingkan dengan tipekontraksi isometris, yakni misalnya :
1. Ruang geraknyalebih luas, sehingga menjamin lebih tetap terlatihnya fleksibiltas.
2. Turutberkembangnya daya tahan bersamaan dengan perkembangan kekutan.
3. Secarapsikologis
lebih memberikan kepuasan oleh karena atlet dapat melihat danmerasakan
hasil latihannya yang sedikit demi sedikit bertambah. Hal ini
tidakmungkin dapat dilihat dan dirasakan dalam latihan isometrik
meskipun yang kitakeluarkan adalah tenaga maksimal kita.
4. Menggerakkananggota-anggota
tubuh terhadap suatu beban lebih memberikan kepuasandibandingkan dengan
hanya menekan atau menarik suatu tahanan tanpa gerakan.
5. Gerakan-gerakanlebih
menjamin fungsi peredaran zat-zat dalam alat-alat tubuh kita
sehingasampah-sampah pembakaran lebih cepat terbuang.
Beberapa contohbentuk latihan kontraksi isometris dapat dilihat pada gambar V.5.
Beberapapertanyaan yang masih memerlukan jawaban adalah :
1. Latihan kekuatanyang manakah yang dapat menghasilkan kekuatan yang lebih baik, isometris danisotonis ?
2. Apakah keduasistem latihan tersebut akan berbeda hasilnya ?
3. Kalau
latihanisometris dikombinasikan dengan latihan isometris, bagaimana
pengaruhnyaterhadap perkembangan kekuatan otot ?
Posted on 05.32
by
Ilham nurhanif
0 komentar:
Posting Komentar